Powered By Blogger

Kamis, 21 April 2011

Koneksi Internet via Kabel Listrik Menunggu Keajaiban

Setelah sukses di Hotel Ciputra Jakarta dan Hotel Majapahit Surabaya, teknologi Power Line Communcation atau PLC merebak jadi pembicaraan hangat. Padahal, teknologi ini sudah jadi wacana wajib di beberapa negara Eropa dan Asia sejak 10 tahun lalu.

Tahun 2003 adalah momentum emas dunia teknologi informasi kita. Karena di tahun ini, teknologi Powerline Communcation yang digadang-gadang bakal jadi solusi alternatif koneksi internet, bergulir di Jakarta dan Surabaya.

Menurut Tenny Reinhard P. Kolanus, IT Supervisor di Mandarin Oriental, Majapahit Hotel, Surabaya, penerapan teknologi PLC di Majapahit lebih banyak bersumber pada tuntutan untuk memuaskan tamu atau klien. "Motivasi kami menggunakan PLC, agar tamu atau klien dapat ber-internet ria dimana saja dengan menggunakan modem yang sudah kami sediakan," katanya.

Modem ini, lanjut dia, dikoneksikan melalui power socket atau colok-an listrik yang ada di hotel. Setelah itu diakses dari computer dengan kabel UTP yang berada dalam lingkup Mandarin Oriental Majapahit Hotel Surabaya. "Kami selaku penanggung jawab IT tidak perlu lagi harus repot-repot menarik kabel atau menyediakan wireless LAN," tukas Tenny.

Teknologi PLC yang kini digunakan di Hotel Majapahit, secara umum, melibatkan Fiber Optic yang langsung terhubung ke pusat listrik hotel, ditambah beberapa perangkat seperti CU, IP3 dan Modem. Jaringan listrik, kata Tenny, dapat dipakai sebagai media telekomunikasi broadband teknologi.

"Kemampuan teknologi ini dapat mengirimkan gambar, data dan suara dalam kecepatan tinggi melalui jaringan kabel listrik," aku Tenny. Sebagai gambaran, lanjut dia, kecepatan transmisi data dial-up pada saat ini mencapai 56 KBps. Untuk PLC dengan modem Main-Net yang dipakai Hotel Majapahit, maksimal 4 MBps.

Ditanya layanan PLC yang sudah dipakai, kata Tenny, Hotel Majapahit kini menggunakan AMR (Automatic Meter Reading). Untuk layanan ini, katanya, pihaknya melibatkan PT Indonesia Comnets Plus yang lebih populer dengan sebutan ICON+.

Perusahaan ini didirikan 3 Oktober 2000 sebagai anak perusahaan PT PLN (Persero). ICON+ didirikan untuk mendukung perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi di Indonesia. Untuk menunjang bisnisnya sebagai perusahaan listrik, PLN telah membangun, mengoperasikan dan memelihara infrastruktur telekomunikasi sendiri, yang terdiri dari kabel bertegangan, jaringan radio microwave, dan sejak 1994 mengembangkan jaringan broadband fiber optik digital. Sistem telekomunikasi ini digunakan untuk komunikasi internal dan transmisi data bagi keperluan operasi tenaga listrik PLN di pulau Jawa-Bali.

Bukan kebetulan, saat ini komunikasi data dan internet memainkan peranan penting dalam bisnis maupun dalam kegiatan masyarakat luas. Perkembangan teknologi dan besarnya permintaan menuntut tersedianya kapasitas yang lebih besar dan transmisi yang lebih cepat.

Kenyataan inilah yang kemudian menjadi dasar kelahiran ICON+. Yaitu, memberdayakan kelebihan kapasitas jaringan telekomunikasi internal PLN, terutama jaringan fiber optik, untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi. Selanjutnya, mengembangkan pemanfaatan Right of Ways (RoW) yang dimiliki, jaringan kabel bertegangan dan database pelanggan di seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar